Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Morfologi Protozoa Dalam Ilmu Biologi

Morfologi Protozoa Dalam Ilmu Biologi

Morfologi Protozoa

Semua  protozoa mempunyai vakuola  kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai  pompa  untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan  osmosis. Jumlah  dan letak vakuola  kontraktil berbeda  pada setiap spesies. Protozoa dapat berada  dalam bentuk  vegetatif (trophozoite), atau bentuk  istirahat yang disebut  kista. Protozoa pada keadaan  yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupn ya. Saat kista berada  pada keadaan  yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi  sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding  sel, dan tidak mengandung selulosa  atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bent uk spesifik, yang ditandai  dengan  fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun  dari Si dan Ca.



Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel  mineral  untuk membentuk kerangka luar yang keras.  Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering dit emukan  dalam bentuk  fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun  dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk b atuan kapur. 

Protozoa merupakansel tunggal,  yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu),  flagela  atau silia, namun  ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan  inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan  flagela dimasukkan ke dalam  Mastigophora, yang bergerak dengan  silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat berg erak serat merupakan parasit hewan  maupun  manusia  dikelompokkan ke dalam Sporozoa. 

Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society  of Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi  7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi  satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah  menjadi  lima kelas. 

Contoh  protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera  Monosiga, Bodo, Leishmania, Trypanosoma, Giardia,  Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota kelompok Ciliophora antara lain genera  Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor.  Contoh  protozoa kelompok Acetospora adalah genera  Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan genera  Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera  Metchnikovella termasuk kelompok Microspora. Genera  Myxidium dan Kudoa adalah  contoh  anggota  kelompok Myxospora.

Posting Komentar untuk "Morfologi Protozoa Dalam Ilmu Biologi"