Toxoplasmosis dan Epidemologi Mengenai HIV
Toxoplasmosis dan Epidemologi Mengenai HIV
Toxoplasmosis
Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii, yaitu suatu parasit intraselluler yang banyak terinfeksi pada manusia dan hewan peliharaan. Penderita toxoplasmosis sering tidak memperlihatkan suatu gejala klinis yang jelas sehingga dalam menentukan diagnosis penyakit toxoplasmosis sering terabaikan dalam praktek dokter sehari-hari.
Umumnya infeksi toxoplasmosis gondii ditandai dengan gejala seperti infeksi lainnya yaitu demam, malaise, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening (toxoplasmosis limfonodosa acuta). Gejala mirip dengan mononukleosis infeksiosa.Parasit yang masuk ke dalam otot jantung menyebabkan peradangan. Lesi pada mata akan mengenai khorion dan rentina menimbulkan irridosklitis dan khorioditis (toxoplasmosis ophithal mica akuta).
Epidemologi
Penelitian mengenai HIV dimulai pada 1983 saat kelompok peneliti Perancis yang diketuai Luc Montagnier menduga bahwa ada hubungan antara retrovirus dengan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Setahun berikutnya, Robert C Gallo dan kawan-kawan berhasil mengisolasi retrovirus dari pasien AIDS. Virus ini kemudian diberi nama HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Sampai saat ini diperkirakan, penderita AIDS berjumlah lebih dari 42 juta jiwa. Jumlah ini terus bertambah dengan kecepatan 15.000 pasien per hari. Jumlah pasien di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara sendiri diperkirakan berjumlah sekitar 5,6 juta. Total lebih dari 20 juta jiwa telah meninggal karena AIDS.Sejak penemuannya, ribuan peneliti di seluruh dunia telah ikut berperan dalam penelitian HIV.4Masalah HIV/AIDS adalah salah satu masalah besar yang mengancam Indonesia dan beberapa negara diseluruh dunia. Menurut badan WHO yang menangani AIDS, memperkirakan jumlah penderita di seluruh dunia pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta orang.
Kasus pertama AIDS di dunia dilaporkan pada tahun 1981.1 Sedangkan, kasus AIDS di Indonesia pertama kali dilaporkan dari Bali pada April 1987, penderitanya adalah seorang wisatawan Belanda. Pada awal 1991, terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS menjadi dua kali lipat. Bahkan pada trieulan pertama tahun 1993 terjadi peningkatan HIV/AIDS secara eksponensial. Akhir 1996, tercatat di Depkes Pusat berjumlah 501orang, terdiri dari 119 kasus AIDS dan 382 HIV, yang dilaporkan dari 19provinsi. 11Virus penyebab AIDS diidentifikasikan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983 yang pada waktu itu diberi nama LAV( lymphadenopathy virus) sedangkan Robert Gallo menemukan virus penyebab AIDS pada tahun 1984 yang saat itu diinamakan HTLV-III.
Sedangkan Test untuk memeriksa antibody terhadap HIV dengan cara ELISA baru tersedia pada tahun 1986. Penularan HIV/AIDS terjadi melalui cairan tubuh yang mengandung virus HIV, yaitu melalui hubungan seksual , jarum suntik pada penggunaan narkotika, transfuse komponen darah dan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya, yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa peningkatan infeksi HIV pada pengguna narkotika. Padahal sebagian pengguna nortika adalah remaja dan usia dewasa muda yang merupaka kelompok produktif. Pengguna narkotika jarum suntik mempunyai resiko tinggi untuk tertular oleh virus HIV atau bibit-bibit penyakit lainnya. Penyebabnya adalah penggunaan jarum suntik secara bersamaan dan berulang. Satu jarum suntik dipakai bersama antara dua sampai lebih dari 15 orang pengguna narkotika.
Survey yang dilakukan di RS Ketergantungan Obat di Jakarta menunjukkan peningkatan kasus infeksi HIV pada pengguna narkotika yang sedang menjalani rehabilitasi yaitu 15% pada tahun 1999, meningkat menjadi 40,8% pada tahun 2000, dan 47,9% pada tahun 2001. Bahkan suatu survey yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Ilmu menunjukkan 93% pengguna narkotika terinfeksi HIV.
Posting Komentar untuk "Toxoplasmosis dan Epidemologi Mengenai HIV"