Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mencegah Penyakit HIV/AIDS

Cara Mencegah Penyakit HIV/AIDS

Pencegahan 

Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain: 

Pencegahan penularan melalui hubungan seksua

Infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan penyuluhan agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yaitu: 

Pencegahan penularan melalui darah .

Tranfusi darah 

  1. Pastikan bahwa darah yang dipakai untuk transfuse tidak tercemar HIV
  2. Bagi orang yang dipastikan HIV (+) jangan menjadi donor darah. 

Produk darah dan plasma 

  1. Pastikan bahwa tidak tercemar HIV 

Alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit 

  1. Desinfeksi atau bersihkan alat-alat seperti jarum, alat cukur, alat tusuk untuk tindik dan lain-lain, dengan pemanasan atau larutan desinfektan. Perlu dilakukan pengawasan ketat agar setiap alat suntik dan alat lainnya yang dipergunakan dalam sistem pelayanan kesehatan selalu dalam keadaan steril. Demikian pula jarum yang diapakai para penyalahguna obat suntik (narkotik). 
  2. Petugas kesehatan yang merawat penderita AIDS mempunyai kemungkinan terpapar oleh cairan tubuh penderita. Cara-cara pencegahan yang ditunjukkan terhadap hepatitis B cukup untuk mencegah infeksi HIV.13



Pencegahan penularan dari ibu-anak. (perinatal)

Diperkirakan 50% bayi yang lahir dari ibu yang HIV (+) akan terinfeksi HIV sebelum, selama dan tidak lama sesudah melahirkan. Ini yang perlu disampaikan kepada ibu-ibu yang HIV (+). Ibu-ibu seperti ini perlu konseling. Sebaiknya ibu yang HIV(+), tidak hamil.13

Gejala dan Komplikasi

Grafik hubungan antara jumlah HIV dan jumlah CD4 pada rata-rata infeksi HIV yang tidak di tangani. Keadaan penyakit dapat bervariasi setiap orang. Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik seperti demam, keringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar. Kedinginan, berat bada turun. Tanpa terapi Antiretrovial kematiaan umumnya terjadi dalam waaktu setahun. Kebanyakan pasien meninggal karena infeksi oportunistik atau kanker yang berhubungan dengan hancurnya sistem kekebalan tubuh.  Infeksi oportunistik spesifik yang diderita pasien AIDS bergantung pada prevalensi terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.  Laju perkembangan penyakit klinis sangat bervariasi antara orang satu dengan yang lainnya dan dipengaruhi oleh faktor kerentanan terhadap penyakit serta fungsi imun prawatan kesehatan dan infeksi serta faktor yang berhubungan dengan jalur virus.

Penyakit paru-paru utama

Pneumonia pneumocystis (PCP) jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV. Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumocystis jirovecii. Sebelum adanya diagnosis, perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang efektif di negara-negara Barat, penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian. Di negara-negara berkembang, penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS pada orang-orang yang belum dites, walaupun umumnya indikasi tersebut tidak muncul kecuali jika jumlah CD4 kurang dari 200 per µL.

Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten) melalui rute pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada penyakit ini.

Meskipun munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang karena digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru lainnya, namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV paling banyak ditemukan. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4 >300 sel per µL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV, ia sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik (konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan, hati, kelenjar getah bening (nodus limfa regional), dan sistem syaraf pusat. Dengan demikian, gejala yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan tempat munculnya penyakit ekstrapulmoner.

Posting Komentar untuk "Cara Mencegah Penyakit HIV/AIDS"