Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penerapan Bioteknologi di Bidang Peternakan

Penerapan Bioteknologi di Bidang Peternakan

Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan  meliputi:

  1. Teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio,  fertilisasi  in  vitro,  sexing  sperma  maupun  embrio,  cloning  dan spliting.
  2. Rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi molekuler.
  3. Peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen.
  4. Bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner. 


Teknologi  reproduksi  yang  telah  banyak  dikembangkan  adalah  sebagai berikut:

  1. Transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan  Australia  dalam  dua  dasawarsa  terakhir  untuk  menghasilkan  anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.
  2. Cloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
  3. Produksi embrio secara in vitro; teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan   domba   telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro.

Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan  pada tahun 1987.   Dengan teknik ini seekor sapi betina, mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun.  Penelitian  terakhir  membuktikan  bahwa,  menciptakan  jenis  ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan kemudian memindahkan gen tersebut  dari  satu  organisme  ke  organisme  lain  maka  ternak  unggul  yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15 % dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan persentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.

Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin untuk ternak yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin NCD untuk mengobati penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu burung.

Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone pada  sapi  perah  dapat  meningkatkan  produksi  susu  dan  daging  hingga  20%. Namun   penggunaan   hormon   untuk   memacu   produksi   pada   ternak   masih diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan membahayakan kesehatan manusia (Sutarno, 2000).

Posting Komentar untuk "Penerapan Bioteknologi di Bidang Peternakan"