Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penerapan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian

Penerapan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian

Bidang Pertanian

Adanya   perbaikan   sifat   tanaman   dapat   dilakukan   dengan   teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi untuk memperoleh varietas unggul , produksi tinggi , tahan hama , patogen , dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan  ilmu  tanaman  (plant  breeding).  Suatu  hal  yang  tidak  dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalui pemuliaan tanaman konvensional telah  memberikan  konstribusi  yang  sangat  besar dalam  penyediaan  pangan dunia.

Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan para petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian , demikian juga dalam cara lain , seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dati bakteri   Rhizobium.   Keturunan   bakteri   yang   telah   disempurnakan   atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mangembangkan turunan dari bakteri Azotobacter  yang  melekat  pada  akar  tumbuh  bukan  tumbuhan  kacang- kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakkan , membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan). 



Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya , selama ini digunakan pestisida. Namun  ternyata  pestisida  banyak  menimbulkan  berbagai  dampak  negatif  , antara lain matinya organisme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara yang lebig aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme , ada suatu kelompok  yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun   tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk  hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama serangga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaran serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pedtisida kimia.

Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman   transgenik   yang   resisten   terhadap   hama.   Tanaman   transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukkan 

protein toksin yang dimiliki oleh B. Thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan kedalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.

Posting Komentar untuk "Penerapan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian"