Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sifat-Sifat yang Dimiliki Sistem Koloid dan Cara Menstabilkannya

Sifat-Sifat yang Dimiliki Sistem Koloid

Sifat-sifat yang dimiliki sistem koloid adalah sebagai berikut: (Sutresna, 2007: 299 - 307)

1.    Efek Tyndall

Jika cahaya dilewatkan ke dalam sistem koloid, cahaya yang melewati sistem koloid tersebut terlihat lebih terang. Cahaya yang terlihat lebih terang ini disebabkan oleh terjadinya efek Tyndall. Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Jika kemudian cahaya ini ditangkap layar, cahaya pada layar tersebut tampak buram.

2.    Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Gerak Brown terjadi karena benturan tidak teratur partikel koloid dan medium pendispersi. Benturan tersebut mengakibatkan partikel koloid bergetar dengan arah yang tidak beraturan dan jarak yang pendek.

3.    Adsorpsi

Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya. Jika partikel koloid menyerap ion bermuatan, kemudian ion-ion tersebut menempel pada permukaannya, partikel koloid tersebut menjadi bermuatan. Penyerapan yang hanya terjadi di permukaan saja disebut adsorpsi atau penyerapan, sedangkan penyerapan yang terjadi di seluruh bagian disebut absorpsi.

4.    Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi karena pengaruh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, atau karena elektroforesis.

5.    Koloid liofil dan koloid liofob

Pada sol yang bersifat liofil, zat terdispersi ddapat menarik atau mengikat medium pendispersi. Pada sol yang bersifat liofob, zat terdispersi tidak dapat mengikat medium pendispersinya (air). Pada koloid liofil, pengikatan medium pendispersi disebabkan oleh gaya tarik-menarik (berupa gaya elektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi. Pada koloid liofob, jumlah medium pendispersi harus tertentu (terbatas).

6.    Koloid pelindung

Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil.

7.    Dialisis

Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-ion yang teradsorbsi sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion yang tidak diinginkan.

8.    Sistem koloid dalam pengolahan air

Air sungai merupakan koloid yang terbentuk dari tanah liat yang terdispersi di dalam air. Pengolahan air sungai menjadi air bersih dapat dilakukan melalui tahap-tahap penggumpalan pengotor (koagulasi), penyaringan pengotor, penyerapan bau dan zat kimia (adsorpsi), dan pembasmian kuman (desinfeksi).


Cara menstabilkan koloid adalah sebagai berikut:

1.    Menambahkan ion

Pada umumnya koloid padat (sol) dapat menyerap ion sehingga akan bermuatan listrik. Partikel koloid yang bermuatan akan tolak-menolak sesamanya. Akibatnya, koloid akan stabil dan tidak terkoagulasi. Contohnya koloid Fe2O3. x H2O dapat distabilkan dengan ion Fe 3+, karena menyerap ion tersebut.

2.    Dialisis

Koloid bermuatan akan stabil karena tolak-menolak antar partikel. Koloid jenis ini akan terkoagulasi jika dalam sistem terdapat ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid, karena partikel koloid menjadi netral. Koagulasi ini dapat dicegah dengan mengeluarkan ion tersebut secara dialisis.

3.    Menambah emulgator

Koloid dalam bentuk emulsi (tetesan cairan dalam medium cairan lain) dapat distabilkan dengan menambah zat lain yang disebut emulgator.

(Syukri. S, 1999: 462-463)

Posting Komentar untuk "Sifat-Sifat yang Dimiliki Sistem Koloid dan Cara Menstabilkannya"