Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Struktur Sosial dan Ciri-Cirinya

Pengertian Struktur Sosial dan Ciri-Cirinya

Pengertian Struktur Sosial

Menurut Soerjono Soekanto (1983), bahwa struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan.

Ciri-ciri Struktur Sosial

  • Diferensiasi

Startegi subsistens dan perubahan besar dalam transisi masyarakat memberi pengaruh pada struktur sosial masyarakat. Ciri yang paling mencolok adalah adanya diferensiasi kedudukan. Diferensiasi kedudukan adalah posisi yang tidak sama yang ada di masyarakat. Misalnya ada pemimpin dan anak buah.

Perubahan masyarakat kearah yang lebih modern mungkin juga merubah diferensiasi fungsional mayarakat. Diferensiasi fungsional adalah meningkatnya pembagian kerja (division of labor) di masyarakat. Sementara pembagian kerja adalah tugas khusus yang dibebankan pada berbagai anggota sebuah kelompok, organisasi, atau komunitas kelompok. Intinya dengan adanya pembagian kerja ini masyarakat menjadi sangat kompleks. Contoh pembagian kerja di lingkungan sekolah, ada kepala sekolah, guru, staf karyawan, satpam dan lain-lain.



  • Status

Status adalah posisi sosial seseorang pada kedudukan tertentu yang mendapat pengakuan sosial. Setiap status menjalin hubungan relasional satu sama lain. Karena itulah masing-masing status dibebankan oleh harapan dan tanggung jawab. Contohnya, kepala sekolah bertanggung jawab kepada bawahannya untuk membuat kebijakan yang adil, sementara bawahannya diharapkan patuh terhadap kebijakan tersebut.

Setiap orang terkadang memiliki banyak status yang dinamakan seperangkat status (status set). Misalnya, seorang anak dalam keluarga, ia juga menjadi kakak atau adik bagi saudaranya, teman untuk lingkungan mainnya, dsb.

Diantara status yang kita miliki ada yang diperoleh sejak lahir dan melalui usaha. Ascribed status adalah posisi sosial sejak lahir atau diluar kehendak dirinya. Contoh, terlahir sebagai laki-laki ataupun perempuan. Achieved status adalah posisi sosial yang diperoleh dengan sengaja dan status itu menjadi ukuran kemampuan dan pilihan hidupnya. Contoh, menjadi mahasiswa terbaik. Pada umumnya status itu merupakan kombinasi askripsi (ascribed) dan capaian (achieved). Status skripsi seseorang mempengaruhi status yang ingin dicapainya. Misalnya, anak-anak belum bisa menjadi seorang polisi lalu lintas karena kesempatan itu hanya dibuka untuk orang yang sudah dewasa (Macionis, ibid, bdk. Kornblum, 2000: 109-110).

Diantara status yang kita miliki, ada status yang lebih signifikan dibanding yang lainnya yang dinamakan status unggulan (master status). Status unggulan adalah status sosial seseorang yang paling penting dalam membentuk identitas seseorang, seringkali membentuk dirinya sepanjang hidupnya. Pekerjaan seringkali menjadi status unggulan karena ia berkaitan dengan pendidikan dan penghasilan seseorang.

  • Peran

Peran adalah pola perilaku normative yang diharapkan pada status tertentu. Dengan kata lain, sebuah status memiliki peran yang harus dijalani sesuai aturan yang berlaku. Misalnya, seorang suami berperan memenuhi nafkah hidup untuk anak dan istrinya. Seperti juga status, peran juga bersifat relasional dengan peran yang lain. Misalnya, perempuan memiliki berbagai status dan peran. Status 1 sebagai istri, status 2 sebagai ibu, status 3 sebagai karyawan, dsb.

Ada juga yang disebut konflik peran,yakni bertentangannya beberapa peran terkait dengan dua status atau lebih. Contoh, status sebagai ibu yang biasanya mengasuh anak tiap pagi, pada saat yang sama juga harus kerja kantoran karena statusnya sebagai pegawai. Selain konflik peran, ada juga ketegangan peran (role strain), yakni bertentangannya beberapa peran terkait dengan hanya satu status saja. Misalnya, seorang dekan mungkin ingin dekat dengan dengan semua staf fakultasnya, tetapi untuk memastiakan stafnya bekerja dengan baik maka ia menegakkan disiplin kerja, yang berakibat ada jarak hubungan ia dengan stafnya (Macionis, 2000: 85, bdk. Kornblum, 2000: 107-108).

  • Institusi

Menurut sosiolog, institusi itu berisi status, peran, dan norma yang menyatu dalam menjalankan tugasnya memenuhi kebutuhan hidup yang paling penting, yaitu memproduksi makanan dan membesarkan anak-anak. Misalnya, institusi ekonomi, disitu ada berbagai status dan peran masing-masing seperti pedagang, pembeli, pensuplai barang, dan penawar jasa. Mereka bekerja sesuai aturan jual beli yang disepakati bersama (Macionis, 2000: 62)

Fungsi Struktur Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Menurut Mayor Polak (1979) sebagai pengawasan sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran terhadap norma-norma, nilai-nilai, dan peratuan-peraturan, sehingga disiplin dalam kelompok cenderung dapat dipertahankan.

Struktur sosial juga berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial karena aturan disiplinnya berasal dari dalam kelompok sendiri, maka perlakuan pengawasan dalam kelompoknya cenderung lebih mudah untuk dapat diterima sebagai kepentingan sendiri.

Posting Komentar untuk "Pengertian Struktur Sosial dan Ciri-Cirinya"