Ciri-Ciri Struktur Social Secara Khusus
Ciri-Ciri Struktur Social Secara Khusus
Ciri-ciri struktur social secara khusus :
- Diferensiasi
Startegi subsistens dan perubahan besar dalam transisi masyarakat memberi pengaruh pada struktur sosial masyarakat. Ciri yang paling mencolok adalah adanya diferensiasi kedudukan. Diferensiasi kedudukan adalah posisi yang tidak sama yang ada di masyarakat. Misalnya ada pemimpin dan anak buah. Struktur ini meluas manakala posisi-posisi itu juga menungkat dan terjadi jarak pemisah pemimpin dan anak buah. Misalnya pemimpin akan berkuasa dan mendapatkan keistimewaan-keistimewaan tertentu, sementara itu mungkin saja muncul banyak tangan kanan sabg pemimpin yang dipercaya untuk membantu mengurusi anak buah yang semakin banyak.. konsekuensinya, pemimpin menjadi jarang berinteraksi dengan anggota kelompoknya (Parsell, 1987: 56).
Perubahan masyarakat kearah yang lebih modern mungkin juga merubah diferensiasi fungsional mayarakat. Diferensiasi fungsional adalah meningkatnya pembagian kerja (division of labor) di masyarakat. Sementara pembagian kerja adalah tugas khusus yang dibebankan pada berbagai anggota sebuah kelompok, organisasi, atau komunitas kelompok. Intinya dengan adanya pembagian kerja ini masyarakat menjadi sangat kompleks. Contoh pembagian kerja di lingkungan sekolah, ada kepala sekolah, guru, staf karyawan, satpam dan lain-lain.
- Status
Status adalah posisi sosial seseorang pada kedudukan tertentu yang mendapat pengakuan sosial. Setiap status menjalin hubungan relasional satu sama lain. Karena itulah masing-masing status dibebankan oleh harapan dan tanggung jawab. Contohnya, kepala sekolah bertanggung jawab kepada bawahannya untuk membuat kebijakan yang adil, sementara bawahannya diharapkan patuh terhadap kebijakan tersebut.
Setiap orang terkadang memiliki banyak status yang dinamakan seperangkat status (status set). Misalnya, seorang anak dalam keluarga, ia juga menjadi kakak atau adik bagi saudaranya, teman untuk lingkungan mainnya, dsb.
Diantara status yang kita miliki ada yang diperoleh sejak lahir dan melalui usaha. Ascribed status adalah posisi sosial sejak lahir atau diluar kehendak dirinya.Contoh, terlahir sebagai laki-laki ataupun perempuan.Achieved status adalah posisi sosial yang diperoleh dengan sengaja dan status itu menjadi ukuran kemampuan dan pilihan hidupnya.Contoh, menjadi mahasiswa terbaik. Pada umumnya status itu merupakan kombinasi askripsi (ascribed) dan capaian (achieved). Status skripsi seseorang mempengaruhi status yang ingin dicapainya.Misalnya, anak-anak belum bisa menjadi seorang polisi lalu lintas karena kesempatan itu hanya dibuka untuk orang yang sudah dewasa (Macionis, ibid, bdk. Kornblum, 2000: 109-110).
Diantara status yang kita miliki, ada status yang lebih signifikan dibanding yang lainnya yang dinamakan status unggulan (master status). Status unggulan adalah status sosial seseorang yang paling penting dalam membentuk identitas seseorang, seringkali membentuk dirinya sepanjang hidupnya. Pekerjaan seringkali menjadi status unggulan karena ia berkaitan dengan pendidikan dan penghasilan seseorang. Mungkin ststus unggulan itu bermakna negative, seperti status penderita AIDS, atau ststus gender seorang perempuan yang sering mendapat keterbatasan kesempatan, atau status orang disable (cacat) yang dipandang sebagian masyarakat sebagai orang yang lemah, kekanak-kanakan dan memiliki perbedaan mendasar dalaam beberapa hal (Kornblum, 2000: 110)
- Peran
Peran adalah pola perilaku normative yang diharapkan pada status tertentu. Dengan kata lain, sebuah status memiliki peran yang harus dijalani sesuai aturan yang berlaku. Misalnya, seorang suami berperan memenuhi nafkah hidup untuk anak dan istrinya. Seperti juga status, peran juga bersifat relasional dengan peran yang lain. Serta peran juga bias berbentuk seperangkat peran (role set). Perempuan misalnya, memiliki berbagai status dan peran. Status 1 sebagai istri yang melahirkan peran domestic dan peran conjugal (partner sex), status 2 sebagai ibu yang memiliki peran maternal bagi anak-anaknya dan peran kewargaan sebagai anggota PKK, status 3 sebagai guru yang memiliki peran mengajar dan peran dalam pertemanan dengan rekan kerja di sekolah, status 4 sebagai peneliti memiliki peran dalam penelitian dan peran dalam mempublikasikan hasil penelitian (Macionis, 2000: 84)
Ada juga yang disebut konflik peran (rolr conflict),yakni bertentangannya beberapa peran terkait dengan dua status atau lebih. Contoh, status sebagai ibu yang biasanya mengasuh anak tiap pagi, pada saat yang sama juga harus kerja kantoran karena statusnya sebagai pegawai negeri sipil. Selain konflik peran, ada juga ketegangan peran (role strain), yakni bertentangannya beberapa peran terkait dengan hanya satu status saja. Misalnya, seorang dekan mungkin ingin dekat dengan dengan semua staf fakultasnya, tetapi untuk memastiakan stafnya bekerja dengan baik maka ia menegakkan disiplin kerja, yang berakibat ada jarak hubungan ia dengan stafnya (Macionis, 2000: 85, bdk. Kornblum, 2000: 107-108).
- Institusi
Menurut sosiolog, institusi itu berisi status, peran, dan norma yang menyatu dalam menjalankan tugasnya memenuhi kebutuhan hidup yang paling penting, yaitu memproduksi makanan dan membesarkan anak-anak. Misalnya, institusi ekonomi, disitu ada berbagai status dan peran masing-masing seperti pedagang, pembeli, pensuplai barang, dan penawar jasa. Mereka bekerja sesuai aturan jual beli yang disepakati bersama (Macionis, 2000: 62)
Institusi itu cenderung mengalami perubahan yang bergerak lambat. Praktik social yang telah diinstitusionalisasikan telah diestabliskan secara baik, itu berarti telah dikeramatkan oleh tradisi dan kebiasaan yang telah lama dilihat sebagai seuatu yang alamiah dimata anggota masyarakat. Praktik-praktik social yang demikian dirasa menyenangkan, begitu familiar, dapat diprediksi, dan aman. Dukungan dari kebiasaan dan tradisi akan membuat sulit institusi social itu untuk berubah (Macionis, ibid)
Posting Komentar untuk "Ciri-Ciri Struktur Social Secara Khusus"