Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Masyarakat Pastoral Pertanian dan Industri

Pengertian Masyarakat Pastoral Pertanian dan Industri

Masyarakat Pastoral dan Hortikltural

Masyarakat pastoral adalah masyarakat yang menggembala sekawanan binatang ternak, sementara masyarakat hortikultural adalah masyarakat yang sudah mulai bercocok tanam di ladang.

Ciri masyarakat pastoral tetap hidup dengan cara berpindah-pindah (nomadik) sementara masyarakat horticultural kehidupannya dengan cara menetap (Persell, 1987: 51).

Hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat pastoral diantaranya domba, kambing bandot, dan sapi untuk diambil manfaatnya terutama susu, kulit, dan dagingnya.

Untuk masyarakat horticultural telah menemukan alat berupa cangkul sederhana dan kayu pelubang tanah untuk menanam bibit. Dengan alat-alat sederhana untuk bercocok tanam dan usaha menggembala hewan ternak, masyarakat pastoral dan horticultural dapat mencukupi kebutuhan subsistens mereka bahkan tak sedikit barang dan hasil tanam yang mereka dapatkan mengalami surplus. Akhirnya barang berlebih ini bisa diperjual belikan.

Pergeseran nilai-nilai dan keyakinan bersama juga terjadi di masyarakat hunting dan gathering ke masyarakat pastoral dan horticultural. Menurut Macionis (ibid), masyarakat hunting dan gathering yang sangat kecil penguasaannya pada alam menganggap alam ini dikendalikan oleh roh para dewa. Sementara masyarakat pastoral yang memiliki penguasaan atas pengelolaan hewan ternak percaya bahwa tuhan-lah pencipta dunia ini. Karena itu, masih menurut Macionis, kata “pastor” sesungguhnya merupakan istilah dalam teologi Kristen dan Yahudi yang memandang bahwa Tuhan adalah “penggembala” yang menjaga seluruh makhluk hidup.



Masyarakat Pertanian

Jika masyarakat horticultural mengolah tanah dan ladang berukuran kecil, pada masyarakat pertanian tanah yang diolah berukuran besar dan luas dengan menggunakan alat bajak.

Jika pastoral memanfaatkan hewan pada susu, daging, dan kulitnya, maka masyarakat pertanian selain memanfaatkan ketiganya juga memanfaatkan tenaganya. Tenaga hewan seperti sapi bisa digunakan untuk menarik alat bajak (Kornblum, 2000: 100).

Masyarakat ini dicirikan dengan adanya kemajuan teknologi, ditemukannya roda putar, bilangan angka, tulis menulis, dan meluasnya penggunaan baja membuat masyarakat ini melesat maju meninggalkan model masyarakat yang lalu. Roda putar digunakan untuk alat transportasi semacam kendaraan roda yang ditarik, bilangan angka dan tulis menulis diguakan dalam proses jual beli dan penarikan pajak dan logam baja digunakan untuk alat pembuatan uang sebagai alat tukar resmi dalam proses jual beli. Inilah masa dimana masyarakatnya bisa mengandalkan banyak hal, tidak semata-mata kekuatan alam yang berasal dari hewan dan tumbuhan, tapi juga skill, keilmuan, dan uang (Kornblum, ibid).

Ciri kunci lain dari masyarakat ini adalah bahwa mereka menggunakan system stratifikasi tertutup dan rigid. Dengan teknologi baru tanah menjadi kekayaan paling berharga bagi kerajaan, maka mayoritas masyarakat dibutuhkan untuk bekeja di lapangan pertanian. Orang-orang dituntut untuk bekerja melayani tuannya, menjadi budak atau buruh yang bekerja untuk para elit. Dengan kondisi ini, hanya sedikit saja kesempatan orang untuk berpindah dari status yang satu ke status yang lain. Ini berarti masyarakat pertanian bisa dikategorikan sebagai masyarakat tertutup (Kornblum, ibid).

Seiring berkembangnya model masyarakat pertanian, muncul pula institusi-institusi lain seperti agama. Dulu keyakinan pada dewa-dewa di masyarakat ditentukan oleh keyakinan dewa yang dianut keluarga tertentu. Lalu perubahan besar terjadi pada masa pertanian ini, yakni lahirnya berbagai agama besar seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu, Yahudi. Disebut “agama” karena ia berhak dipeluk oleh semua orang, bukan keluarga tertentu. Agama juga menempatkan Tuhan yang Esa untuk mengganti posisi dewa-dewa local yang dianut oleh masyarakat sebelumnya (Kornblum, ibid).

Masyarakat Industri

Masyarakat industri adalah masyarakat yang menghasilkan produksi barang-barang dengan menggunakan mesin dan bahan bakar yang lebih hebat.

Cirinya memindahkan pekerjaan itu ke pabrik yang mendapat pengawasan dari orang lain (bukan dari keluarganya seperti masyarakat pertanian) (Macionis, 2000: 42).

Masyarakat industry menjadi masa peralihan antara tradisional dan modern.

Ferdinand Tonnies menawarkan istilah gameinschaft dan gasellschaf.

Gameinscaft adalah masyarakat tradisional yang memiliki hubungan personal yang dekat pada kelompok atau komunitas yang kecil.

Gasellschaft adalah masyarakat modern yang terorganisir dengan baik tetapi memiliki hubungan yang bersifat impersonal diantara anggota-anggotanya.

Menurut Tonnies, masyarakat industri yang kompleks mengembangkan struktur sosial gasselschaft seperti pabrik-pabrik dan birokrasi-birokrasi pemerintahan yang mendominasi kehidupan sehari-hari dunia modern

Posting Komentar untuk "Pengertian Masyarakat Pastoral Pertanian dan Industri"